Daftar Isi
- 10 Ciri-Ciri Orang Berilmu Dalam Agama Islam
- 1. Khaufullah: Ketakutan kepada Allah SWT
- 2. Rendah Hati dan Jauh dari Kesombongan
- 3. Mengamalkan Ilmu yang Dimiliki
- 4. Berakhlak Mulia dan Beradab
- 5. Mengakui Kekurangan Diri dan Bersedia Belajar
- 6. Tidak Rakus terhadap Dunia
- 7. Menjadi Pelita dan Pembawa Kebaikan bagi Masyarakat
- 8. Bersikap Hati-hati dalam Berfatwa dan Berbicara
- 9. Memiliki Rasa Malu dan Menjaga Kehormatan Diri
- 10. Istiqamah dalam Ketaatan dan Menjauhi Dosa
- Perbedaan Orang Berilmu dan Tidak Berilmu
Ciri-Ciri Orang Berilmu Dalam Agama Islam: Lebih Dari Sekadar Pengetahuan – Dalam ajaran Islam, ilmu menempati posisi yang sangat mulia. Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim, dan orang yang berilmu memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Namun, ilmu yang dimaksud bukanlah sekadar penguasaan informasi atau fakta, melainkan ilmu yang disertai dengan pemahaman mendalam, ketaatan, dan akhlak mulia. Orang yang benar-benar berilmu dalam konteks agama Islam memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari sekadar orang yang mengetahui banyak hal.
10 Ciri-Ciri Orang Berilmu Dalam Agama Islam
10 ciri ciri orang yang berilmu tinggi dalam islam akan kami bahas dibawa ini ;
1. Khaufullah: Ketakutan kepada Allah SWT
Salah satu ciri paling mendasar dari orang yang berilmu adalah adanya rasa takut yang mendalam kepada Allah SWT. Ilmu yang hakiki akan membimbing seseorang untuk semakin mengenal kebesaran, kekuasaan, dan keagungan Sang Pencipta, yang pada gilirannya menumbuhkan rasa takut akan azab-Nya dan dorongan untuk senantiasa taat. Ketakutan ini bukan berarti gentar yang melumpuhkan, melainkan rasa hormat dan ketaatan yang mendorong pada kebaikan. Mereka yang berilmu mengetahui bahwa setiap perbuatan akan dipertanggungjawabkan, sehingga mereka sangat berhati-hati dalam setiap langkah dan ucapan.
2. Rendah Hati dan Jauh dari Kesombongan
Ilmu yang sejati akan melahirkan kerendahan hati, bukan kesombongan. Orang yang berilmu menyadari bahwa pengetahuan mereka hanyalah setetes air di samudra luas ilmu Allah. Semakin banyak mereka belajar, semakin mereka merasa kecil dan menyadari keterbatasan diri. Mereka tidak merasa lebih tinggi dari orang lain karena ilmu yang mereka miliki. Kesombongan justru menjadi penghalang bagi keberkahan ilmu dan dapat menjauhkan seseorang dari kebenaran. Imam Al-Hasan Al-Bashri bahkan menyebutkan bahwa salah satu ciri orang berilmu adalah tidak merasa dirinya berilmu. Mereka tidak suka menonjolkan diri atau pamer kepintaran.
3. Mengamalkan Ilmu yang Dimiliki
Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Orang yang berilmu dalam Islam tidak hanya mengumpulkan pengetahuan, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memahami bahwa ilmu adalah amanah yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Pengetahuan tentang ibadah mendorong mereka untuk rajin beribadah, pengetahuan tentang akhlak mulia membuat mereka berperilaku baik, dan pengetahuan tentang hukum syariat membimbing mereka untuk menjauhi larangan dan melaksanakan perintah. Ilmu yang diamalkan akan membawa manfaat tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
4. Berakhlak Mulia dan Beradab
Ilmu dan akhlak adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Orang yang berilmu senantiasa menjaga adab dan akhlaknya, baik kepada Allah, sesama manusia, maupun lingkungan. Mereka memiliki tutur kata yang santun, perilaku yang terpuji, dan hati yang bersih. Adab orang berilmu meliputi sikap tawadhu (rendah hati), tidak ujub (bangga diri), tidak takabur (sombong), tidak riya’ (pamer), tidak meremehkan orang lain, dan tidak mudah menghakimi. Mereka juga menjaga lisan dari perkataan kotor, ghibah, dan fitnah. Akhlak mulia adalah cerminan dari kedalaman ilmu yang telah meresap dalam jiwa.
5. Mengakui Kekurangan Diri dan Bersedia Belajar
Orang yang berilmu senantiasa mengakui keterbatasan pengetahuannya. Mereka tidak malu untuk mengatakan “saya tidak tahu” jika memang demikian, dan selalu terbuka untuk belajar dari siapa pun, bahkan dari orang yang lebih muda atau yang dianggap kurang ilmunya. Mereka memiliki semangat belajar sepanjang hayat, karena menyadari bahwa ilmu Allah tidak akan pernah habis. Sikap ini berbeda dengan orang yang tidak berilmu, yang seringkali merasa tahu segalanya dan enggan menerima masukan atau belajar hal baru.
6. Tidak Rakus terhadap Dunia
Ilmu yang mendalam akan menuntun seseorang untuk memahami hakikat kehidupan dunia yang fana dan akhirat yang kekal. Oleh karena itu, orang yang berilmu tidak akan terlalu terikat atau rakus terhadap harta benda duniawi. Mereka memahami bahwa kekayaan sejati adalah ketakwaan dan amal saleh. Meskipun mereka mungkin memiliki harta, hati mereka tidak terpaut padanya, dan mereka menggunakannya di jalan Allah. Mereka tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama, melainkan sebagai jembatan menuju kebahagiaan abadi di akhirat.
7. Menjadi Pelita dan Pembawa Kebaikan bagi Masyarakat
Orang yang berilmu memiliki tanggung jawab sosial untuk menyebarkan kebaikan dan memberikan manfaat bagi lingkungannya. Mereka menjadi pelita yang menerangi jalan bagi orang lain yang masih dalam kegelapan. Mereka tidak hanya menyimpan ilmunya untuk diri sendiri, melainkan berbagi dengan ikhlas melalui dakwah, pengajaran, atau bimbingan. Kehadiran mereka membawa kedamaian, solusi, dan inspirasi bagi masyarakat. Mereka menjadi teladan dalam setiap aspek kehidupan.
8. Bersikap Hati-hati dalam Berfatwa dan Berbicara
Karena menyadari beratnya tanggung jawab ilmu, orang yang berilmu sangat berhati-hati dalam mengeluarkan fatwa atau berbicara tentang agama. Mereka tidak sembarangan memberikan pendapat tanpa dasar ilmu yang kuat dan pemahaman yang komprehensif. Mereka akan merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta pendapat para ulama yang terpercaya, sebelum menyampaikan sesuatu. Mereka takut akan konsekuensi dari perkataan yang salah atau menyesatkan.
9. Memiliki Rasa Malu dan Menjaga Kehormatan Diri
Rasa malu (haya’) adalah bagian integral dari iman dan ilmu. Orang yang berilmu memiliki rasa malu yang tinggi untuk melakukan perbuatan dosa atau hal-hal yang tidak pantas. Rasa malu ini menjadi benteng yang melindungi mereka dari perbuatan maksiat dan menjaga kehormatan diri serta agama. Mereka menjauhi hal-hal yang dapat merusak citra diri sebagai seorang Muslim yang berilmu.
10. Istiqamah dalam Ketaatan dan Menjauhi Dosa
Ilmu yang bermanfaat akan menghasilkan keistiqamahan dalam beribadah dan menjauhi perbuatan dosa. Orang yang berilmu memahami konsekuensi dari setiap perbuatan, baik di dunia maupun di akhirat. Pemahaman ini mendorong mereka untuk senantiasa taat kepada perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, meskipun godaan datang silih berganti. Mereka berusaha keras untuk menjaga diri dari perbuatan maksiat dan senantiasa bertaubat jika terlanjur berbuat salah.
Baca Juga : Sabar, Fondasi Utama Meraih Kesuksesan Dunia Dan Akhirat
Perbedaan Orang Berilmu dan Tidak Berilmu
Perbedaan antara orang yang berilmu dan tidak berilmu sangatlah mencolok. Orang yang berilmu, dengan segala ciri-ciri di atas, akan menjalani hidup dengan lebih terarah, tenang, dan bermanfaat. Mereka mampu membedakan mana yang hak dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk. Mereka memiliki pandangan hidup yang luas dan tidak mudah terombang-ambing oleh godaan dunia.
Sebaliknya, orang yang tidak berilmu cenderung hidup tanpa arah yang jelas, mudah terjerumus dalam kesalahan, dan sulit membedakan kebenaran. Mereka mungkin terjerat dalam kesesatan karena minimnya pemahaman agama, atau bahkan menjadi sombong dan angkuh karena merasa tahu segalanya padahal pengetahuannya dangkal.
Dalam pandangan Imam Al-Ghazali, manusia dapat dikelompokkan menjadi empat golongan. Golongan terbaik adalah mereka yang berilmu dan menyadari ilmunya, serta mengamalkannya. Golongan kedua adalah mereka yang berilmu tetapi tidak menyadari ilmunya, sehingga perlu diingatkan. Golongan ketiga adalah mereka yang tidak berilmu tetapi menyadari ketidaktahuannya, sehingga mau belajar. Sementara golongan terburuk adalah mereka yang tidak berilmu tetapi tidak menyadari ketidaktahuannya, bahkan merasa paling pintar, yang justru menjadi sumber masalah.
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk tidak hanya menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, tetapi juga berusaha menginternalisasi ciri-ciri orang berilmu sejati agar ilmu yang diperoleh menjadi berkah dan membawa kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, dan seluruh umat. Ilmu yang sesungguhnya adalah yang mendekatkan diri kepada Allah, melahirkan akhlak mulia, dan bermanfaat bagi kemanusiaan.