Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra mengeluarkan imbauan penting bagi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Australia untuk meningkatkan kewaspadaan menyusul rencana demonstrasi besar-besaran yang akan berlangsung di berbagai kota. Demonstrasi ini, yang dijadwalkan serentak di 12 kota besar Australia, termasuk Sydney, Melbourne, Brisbane, Perth, Adelaide, dan Canberra, berpotensi menimbulkan gangguan keamanan dan ketertiban umum.
Imbauan ini dikeluarkan setelah otoritas Australia sendiri mengumumkan adanya aksi protes yang melibatkan ribuan orang, yang sebagian besar di antaranya adalah aktivis anti-korupsi. Aksi ini bertujuan untuk menuntut transparansi dan akuntabilitas dari pemerintah. Situasi ini telah mendorong KBRI Canberra untuk secara proaktif mengingatkan WNI agar tetap berhati-hati dan menghindari area-area yang menjadi pusat demonstrasi.
Pihak KBRI telah mengidentifikasi beberapa titik kumpul utama demonstrasi di kota-kota besar. Di Sydney, demonstrasi diperkirakan akan terpusat di Sydney Town Hall. Sementara itu, di Melbourne, massa akan berkumpul di State Library Victoria, lalu bergerak menuju Parliament House. Di Brisbane, aksi akan dilakukan di King George Square, dan di Perth, demonstrasi direncanakan di Perth Cultural Centre. Untuk Adelaide, Victoria Square menjadi titik fokus, sedangkan di Canberra, massa akan berkumpul di Garema Place.
WNI diimbau untuk selalu memantau informasi terkini dari media lokal dan mengikuti petunjuk dari otoritas setempat. KBRI juga menyarankan WNI untuk memastikan keamanan diri dan keluarga, menghindari keramaian atau lokasi demonstrasi, dan tidak terlibat dalam kegiatan politik yang dapat membahayakan status keimigrasian mereka. Penting juga untuk selalu membawa dokumen identitas diri yang sah dan menginformasikan keberadaan kepada keluarga atau kerabat terdekat.
Beragam Isu di Balik Aksi Protes di Australia
Meskipun fokus utama demonstrasi kali ini adalah isu anti-korupsi, Australia juga pernah menjadi saksi berbagai bentuk aksi protes lainnya. Beberapa waktu lalu, muncul disinformasi mengenai demonstrasi warga Australia yang menuntut agar pemerintah mereka tidak berperang dengan Indonesia. Klaim ini telah dibantah dan dikategorikan sebagai hoaks. Faktanya, tidak ada demonstrasi semacam itu yang terjadi, dan hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia tetap berjalan baik.
Namun, demonstrasi dengan isu lain memang pernah terjadi. Misalnya, ada aksi protes menolak imigrasi yang bahkan melibatkan kelompok neo-Nazi, memicu kecaman keras dari pemerintah Australia. Selain itu, WNI di Melbourne juga pernah menyuarakan “17+8 Tuntutan Rakyat”, menunjukkan partisipasi aktif dalam isu-isu sosial dan politik, meskipun dalam konteks yang berbeda.
Pemerintah Australia sendiri telah menunjukkan respons yang beragam terhadap berbagai aksi protes. Mereka mengecam keras keterlibatan kelompok ekstremis dalam demonstrasi anti-imigrasi. Di sisi lain, Australia juga pernah mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning) bagi warganya yang hendak bepergian ke Indonesia, khususnya saat terjadi gelombang demonstrasi besar-besaran di Indonesia. Peringatan perjalanan level 2 ini menyiratkan perlunya kehati-hatian ekstra bagi warga Australia yang berada atau berencana mengunjungi Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Medan, yang sering menjadi pusat demonstrasi.
Pentingnya Kewaspadaan WNI di Berbagai Negara
Situasi di Australia saat ini mengingatkan kembali pentingnya kewaspadaan bagi WNI yang berada di luar negeri. KBRI di berbagai negara secara rutin mengeluarkan imbauan serupa ketika terjadi gejolak sosial atau keamanan. Contohnya, KBRI Tokyo juga pernah mengeluarkan imbauan kepada WNI di Jepang terkait situasi tertentu. Demikian pula, saat kebakaran hutan hebat melanda Australia, KBRI juga mengeluarkan imbauan khusus bagi WNI yang terdampak.
Imbauan kewaspadaan ini bukan hanya datang dari pihak Indonesia. Negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang juga sering mengeluarkan peringatan perjalanan atau imbauan bagi warga negaranya yang berada di Indonesia saat terjadi demonstrasi atau kondisi darurat lainnya. Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, misalnya, pernah mengimbau warganya untuk menyetok air dan makanan sebagai persiapan menghadapi potensi gangguan akibat demonstrasi.
Bagi WNI yang memerlukan bantuan konsuler atau informasi lebih lanjut, KBRI Canberra telah menyediakan saluran komunikasi. WNI juga disarankan untuk mendaftarkan diri melalui aplikasi Peduli WNI atau menghubungi nomor darurat yang telah disediakan oleh perwakilan Indonesia di Australia. Ini memastikan bahwa KBRI dapat memberikan bantuan dan perlindungan yang diperlukan jika terjadi keadaan darurat.
Situasi demonstrasi di Australia saat ini, meskipun berpusat pada isu domestik seperti anti-korupsi, tetap menuntut perhatian dan kewaspadaan dari WNI. Dengan mengikuti imbauan dari KBRI dan otoritas setempat, WNI dapat menjaga keamanan diri dan menghindari potensi risiko yang mungkin timbul dari keramaian massa.