Daftar Isi
Katarak, kondisi di mana lensa mata menjadi keruh sehingga mengganggu penglihatan, seringkali dikaitkan dengan penuaan. Namun, pertanyaan mengenai apakah katarak merupakan penyakit keturunan atau herediter kerap muncul di masyarakat. Memahami peran genetika dan faktor lainnya dalam perkembangan katarak sangat penting untuk pencegahan dan penanganan yang tepat.
Katarak dan Genetika: Sebuah Hubungan yang Kompleks
Secara umum, katarak bukanlah penyakit yang secara langsung diturunkan seperti warna mata atau golongan darah. Namun, beberapa jenis katarak, terutama katarak kongenital atau katarak yang muncul pada usia muda, memiliki keterkaitan genetik yang kuat. Penelitian menunjukkan bahwa gen dapat memainkan peran signifikan dalam menentukan risiko seseorang mengembangkan katarak. Beberapa gen yang terkait dengan katarak telah diidentifikasi, dan mutasi pada gen-gen ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap kondisi tersebut.
Katarak kongenital, yang terjadi pada bayi sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir, seringkali disebabkan oleh faktor genetik. Sekitar 8-25% kasus katarak kongenital bersifat herediter, di mana orang tua mewariskan gen penyebab katarak kepada anaknya. Selain itu, katarak yang muncul pada usia dini, bahkan pada anak-anak dan remaja, juga bisa memiliki komponen genetik. Jika ada riwayat keluarga dengan katarak yang berkembang lebih awal, risiko pada anggota keluarga lainnya mungkin lebih tinggi.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa memiliki riwayat keluarga katarak tidak serta merta menjamin seseorang akan mengalaminya. Faktor genetik hanya meningkatkan kerentanan, sementara faktor lingkungan dan gaya hidup juga berperan besar.
Penyebab Katarak: Lebih dari Sekadar Usia
Katarak terjadi ketika protein dalam lensa mata menggumpal dan membentuk kekeruhan, menghalangi cahaya mencapai retina. Meskipun penuaan adalah penyebab paling umum, berbagai faktor lain dapat memicu atau mempercepat perkembangan katarak:
- Usia: Ini adalah faktor risiko terbesar. Seiring bertambahnya usia, protein dalam lensa mata mulai rusak dan menggumpal, menyebabkan kekeruhan. Katarak senilis, yang paling umum, biasanya mulai berkembang setelah usia 40 tahun dan menjadi lebih parah setelah usia 60 tahun.
- Kondisi Medis Tertentu:
- Diabetes: Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi dan cenderung mengembangkan katarak lebih cepat. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak lensa mata.
- Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi): Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko katarak.
- Obesitas: Indeks massa tubuh yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko katarak.
- Penyakit Mata Lain: Glaukoma atau uveitis dapat meningkatkan risiko katarak.
- Gaya Hidup dan Lingkungan:
- Paparan Sinar Ultraviolet (UV) Berlebihan: Sinar UV dari matahari dapat merusak lensa mata. Penggunaan kacamata hitam yang melindungi dari UV sangat dianjurkan.
- Merokok: Zat kimia berbahaya dalam rokok dapat mempercepat oksidasi protein lensa.
- Konsumsi Alkohol Berlebihan: Asupan alkohol yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko katarak.
- Cedera Mata: Trauma fisik pada mata dapat menyebabkan katarak traumatik.
- Penggunaan Obat-obatan Tertentu: Penggunaan kortikosteroid jangka panjang, baik oral maupun topikal, dapat memicu katarak.
- Kekurangan Nutrisi: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan antioksidan dapat berkontribusi pada perkembangan katarak.
- Katarak Kongenital:
- Selain faktor genetik, katarak kongenital pada bayi dapat disebabkan oleh infeksi yang dialami ibu selama kehamilan, seperti rubella, toksoplasmosis, herpes simpleks, atau cacar air.
- Gangguan metabolik pada ibu hamil, seperti galaktosemia, juga dapat menjadi pemicu.
- Penggunaan obat-obatan tertentu selama kehamilan, seperti tetrasiklin, dapat memengaruhi perkembangan lensa mata bayi.
Jenis-Jenis Katarak
Katarak dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi kekeruhan pada lensa atau penyebabnya:
- Katarak Nuklear: Terjadi di bagian tengah lensa (nukleus).
- Katarak Kortikal: Memengaruhi bagian tepi lensa (korteks) dan seringkali terlihat seperti jari-jari roda.
- Katarak Subkapsular Posterior: Terjadi di bagian belakang lensa, tepat di bawah kapsul lensa. Jenis ini cenderung berkembang lebih cepat dan sering dikaitkan dengan diabetes atau penggunaan steroid.
- Katarak Kongenital: Muncul sejak lahir atau pada masa bayi.
Gejala dan Deteksi Dini
Gejala katarak berkembang secara bertahap dan dapat bervariasi tergantung jenisnya. Gejala umum meliputi:
- Pandangan kabur atau buram, seperti melihat melalui jendela yang beruap.
- Kesulitan melihat di malam hari.
- Sensitivitas terhadap cahaya (silau), terutama dari lampu mobil atau sinar matahari.
- Melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu.
- Penglihatan ganda pada satu mata.
- Perubahan warna yang terlihat memudar atau menguning.
- Perlunya sering mengganti resep kacamata atau lensa kontak.
Pada bayi dengan katarak kongenital, gejala yang mungkin terlihat adalah pupil mata tampak berwarna putih atau abu-abu, mata juling, atau gerakan mata yang tidak normal. Deteksi dini sangat penting, terutama pada anak-anak, untuk mencegah ambliopia (mata malas) permanen.
Baca Juga : Katarak: Antara Harapan Kesembuhan Dan Realitas Medis
Pencegahan dan Pengobatan
Meskipun katarak tidak sepenuhnya dapat dicegah, beberapa langkah dapat mengurangi risiko dan memperlambat perkembangannya:
- Melindungi Mata dari Sinar UV: Gunakan kacamata hitam dengan perlindungan UV saat berada di luar ruangan.
- Berhenti Merokok: Berhenti merokok dapat mengurangi risiko secara signifikan.
- Mengelola Kondisi Medis: Kontrol gula darah bagi penderita diabetes dan tekanan darah bagi penderita hipertensi.
- Diet Sehat: Konsumsi makanan kaya antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran.
- Pemeriksaan Mata Rutin: Pemeriksaan mata secara teratur, terutama setelah usia 40 tahun, dapat membantu mendeteksi katarak lebih awal.
Satu-satunya pengobatan efektif untuk katarak adalah operasi. Prosedur ini melibatkan pengangkatan lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa intraokular buatan. Operasi katarak modern, seperti fakoemulsifikasi, adalah prosedur yang aman dan efektif dengan tingkat keberhasilan tinggi.
Kesimpulannya, katarak memiliki komponen genetik, terutama pada kasus kongenital dan yang muncul di usia muda. Namun, faktor lingkungan dan gaya hidup juga memainkan peran krusial. Memahami semua faktor ini memungkinkan individu untuk mengambil langkah proaktif dalam menjaga kesehatan mata dan mencari penanganan yang tepat jika katarak berkembang.